Jumat, 22 Mei 2009

Penyiar Sebagai Profesi Or Komunitas










PENYIAR= KOMUNITAS ATO PROFESI?

Penyiar. Apa yang terlintas dalam pikiran kamu ketika mendengar kata itu? Sebahagian membayangkan bahwa penyiar itu adalah sosok selebritis yang dikagumi sama banyak fans nya dan sebagian yang lain berpikir bahwa penyiar itu adalah sebuah profesi yang dilakoni oleh seseorang hanya sekedar untuk nyalurin bakatnya saja. Gak lebih...
Oke...Thats the way of the people think!!! Good. Sebahagian penyiar absolutely understand how the audiences think him/her as an announcer or a deejay sehingga dalam siaran, penyiar-penyiar yang seperti ini selalu melakukan evaluasi dan refleksi bahwa gak semua orang menganggap penyiar itu hebat, cool and perfect. Mereka menggunakan opini fans, teman ataupun lawan untuk terus meningkatkan kemampuan sebagai seseorang yang sebenarnya hanya memiliki tugas utama sebagai Penghantar Suasana...
Mengapa Aku, gue, saya ataupun i did mention the main task of an announcer or deejay as Penghantar Suasana? Jawabannya just simple: penyiar itu sebenarnya audience juga gak ada bedanya secara general sama orang yang mendengarkan dia siaran...bedanya cuma dikit, penyiar bisa bicara on the mic and everybody listen him/her. Kalo soal pengetahuan dan pendidikan, audience gak kalah. Malah lebih. Bahkan gak jarang penyiar keliatan lebih bodo ketimbang audience nya. So, penyiar itu sebenarnya hanya memindahkan semua suasana yang pernah dialaminya kepada audience...Suasana juga tergantung dari asal (origin) sang penyiar, bisa tempat, pergaulan, pendidikan, pribadi dll. Suasana yang dipindahin bakal bagus kalo origin sang penyiar bagus, suasana jaga gak akan bisa dipindahin kalo penyiarnya mencoba untuk membuat suasana karena pada dasarnya originnya gak bagus. Penyiar yang seperti ini mencoba-coba jadi orang lain. Mau gimanapun dicoba tetap aja gak bisa...dia harus jadi diri sendiri. Diri sendiri yang memang secara alami memiliki origin yang bagus. Origin seorang penyiar. Sekarang penyiar didapat karena olahan bukan karena bakat dan origin. Makanya yang kayak gini gak pernah jadi the best. Aku ato gue bakal nyari orang yang memang originnya bagus. Personalitynya udah sebagai seorang penyiar...yang aku ato gue lakukan adalah hanya membuat orang yang seperti ini gak grogi aja kalo ngomong di mic...selanjutnya ngasih segala macam filosofi dan teknik sambil jalan. Penyiar yang seperti ini nantinya merasa bahwa dia gak pernah dilatih tapi kalo ditanyain dia bakal bilang ’aku bisa sendiri kok!!! Ok, let’s go back ke suasana...Ingat Bro or Sis, suasana yang Gue,Aku atau Saya maksud di sini artinya luas...lo, kamu atau you pasti ngerti. Suasasa itu ide tentang apa saja, bisa berita, bisa pengetahuan, bisa perasaan, bisa apa aja. Nah, kenapa gue, aku atau saya memilih kata suasana? soalnya dalam kata suasana, terkandung nilai emosional. Saya, aku ataupun gue gak nganggap seseorang itu penyiar yang menghantarkan suasana apabila pas dia lagi siaran gak ada kandungan emosional dikitpun(see my blog titled “penyiar adalah seorang komunikator”). Seorang penyiar yang baik mampu memindahkan semua ide beserta emosinya kepada audience hanya pada batasan apabila penyiar tersebut memposisikan dirinya sebagai A Good Closed Friend Of Audience. Kalo cuma bisa memindahkan suasana aja sih oke but tanpa memposisikan diri sebagai a good closed friend of audiences kayaknya penyiar itu cuma jadi orang yang sok tau. Kembali lagi dengan sebagian audience yang berpikir bahwa penyiar itu cuma orang yang nyalurin hobinya aja bukan sebagai profesi yang dikagumi atau dielu-elukan apalagi didewain. Penyiar yang cuma bisa menghantarkan suasana aja tanpa memposisikan diri sebagai a good closed friend of audiences bakal dicemoohkan, disepelekan, dihina secara level yang paling bego sama tipe audience yang seperti itu. But guys...if you lie down your self into level as a good closed friend of audience, lo ato kamu bakal berkata seperti ini saat siaran...eh, lo ato kamu pernah dengar gak? bumi yang lo ato kamu pijak ini sebenarnya rapuh? gue ato aku pernah baca seh dalam sebuah majalah? lo pernah tau gak?.....Nah, kalimat seperti itu sebenarnya ngambang tapi pengaruh yang terjadi selanjutnya SANGAT LUAR BIASA...pendengar bakal merespon karena mereka telah terjebak interaksi akibat cara lo ato kamu siaran. Mereka langsung terlibat dalam pikiran tentang pernyataan dalam bentuk pertanyaan yang lo ato kamu sebutin tadi, mereka merasa bahwa yang ngasih pertanyaan tadi adalah temannya sendiri....bukan seorang penyiar. Trust me...seandainya lo, kamu ato anda tau, audience yang cuma mendengarkan ato ngedengerin lagu aja pas lo ato kamu sedang siaran, saat itu langsung gak peduli dengan lagu....they will listen to you not your song!!!!.....penyiar yang ngandalin lagu? gak zamannya lagi sekarang Bro or Sis!!! 80-an sekallee....creatip dunks. Jangan ngandalin suara, tampang and lagu, terus nama besar radio lo ato kamu. Tapi kreatifitas lo ato kamu. Bukan stasiun radio yang buat lo ato kamu terkenal...but LO ATO KAMU YANG BUAT STASIUN RADIO LO/KAMU JADI TERKENAL...thats a phylosophy of a good deejays. Banyak sekali ni yang baru satu bulan ato satu taon jadi penyiar trus dah pasang tampang keren di cafe-cafe (warong kopi sebenarnya....), dan jadi yang super tau tentang dunia broadcast (padahal artikulasi gak jelas, kemampuan komunikasi standar dan yang lebih gawatnya lagi diterima sebagai penyiar krn radio tersebut lagi benar-benar butuh orang, trus pas lagi siaran semua kata-katanya berakhiran ‘k’, tauk, kenapak, ada apak, gak adak, ceweq ato cowoq, trus jakarta buanget buanget neh, dan kalo siaran cuma siaran-siaran aja,cari cewek ato cowok dari radio trus kalo dikritik sama fans nganggap yang kritik itu dari radio lain dan merasa bahwa gak mungkin pendengar kritik kayak gitu, padahal dia gak sadar pendengar itu jauh lebih pintar dari pada penyiar, trus ngumpul-ngumpul sesama penyiar untuk menunjukkan kebanggan eksistensi bahwa oiiii kami penyiar nee)....akhirnya penyiar itu cuma sebagai komunitas sekarang, bukan profesi lagi...
See you with the next best talk about us!!!!

NB (nb=yang sering ada dalam surat2)
Aku sengaja pake Aku, gue, kamu dan lo soalnya penyiar-penyiar sekarang ne banyak dari jakarta...ssssst ato ada yang baru pulang dari jakarta ato mungkin banyak juga ni yang minum kopi di di warkop or café terkenal sambil berkata: wah, kopinya enak buanget dech dan kemudian pada dasarnya lagi gak bisa melepaskan gulai pliek u sebagai makanan favoritnya)


By. Trisno Naganur

Tidak ada komentar: